Rumus Cepat dalam Pembelajaran Matematika, Penyelamat atau Penghancur?

Bagikan

Rumus Cepat dalam Pembelajaran Matematika, Penyelamat atau Penghancur?

Oleh Dian Sri Astuti, S.Pd.

Sumber gambar: gooogle.com

Di balik angka dam rumus matematika menyimpan banyak pelajaran tentang ketekunan, logika, dan kesabaran dalam menghadapi kerumitan dunia.

Matematika merupakan ilmu pasti yang mendapat julukan “Queen of Science”, artinya ratu ilmu pengetahuan. Hal itu dikarenakan matematika memberikan kerangka berpikir rasional dan sistematis yang sangat penting untuk mendukung perkembangan ilmu-ilmu lain, seperti fisika, kimia, biologi, ekonomi, bahkan ilmu sastra pun juga membutuhkan matematika. Tak heran jika matematika menjadi mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Pada setiap jenjang pendidikan, terdapat kesinambungan antara materi satu dengan materi yang lainnya karena matematika merupakan salah satu ilmu yang harus dipelajari secara runtut dan terperinci.

Bagi kebanyakan orang, matematika bagaikan monster mengerikan yang harus dihindari. Mereka berpendapat bahwa matematika itu pelajaran yang sulit karena matematika membutuhkan proses penyelesaian yang runtut, ketelitian berhitung, banyak rumus, dan berkesan abstrak. Mindset bahwa matematika itu sulit sudah ada sejak lama dan menular kepada generasi selanjutnya. Pengalaman buruk atau kesulitan dalam memahami konsep matematika di masa lalu bisa membuat keyakinan bahwa matematika itu sulit yang akhirnya terekam dalam alam bawah sadar. Pengaruh dari keluarga, teman, atau publik figur yang juga meyakini matematika itu sulit juga bisa menularkan stigma ini di kalangan peserta didik sehingga membuat peserta didik merasa pesimis dan frustasi dalam mempelajari matematika tanpa mencoba terlebih dahulu.

Untuk mensiasati kesulitan itu, banyak peserta didik memilih mengikuti bimbingan belajar (bimbel) untuk mendapatkan strategi mengerjakan soal dengan lebih efektif. Salah satu metode yang populer adalah penggunaan cara cepat. Cara ini mempermudah peserta didik untuk menyelesaikan soal dalam waktu singkat, terutama saat menghadapi ujian. Namun, metode cara cepat ini tentu memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus peserta didik ketahui agar tidak menyesal di kemudian hari.

Kelebihan dari metode cara cepat, antara lain:

  1. Efisiensi Waktu

Cara cepat membuat peserta didik dapat menyelesaikan soal dalam waktu hitungan detik. Hal ini sangat bermanfaat dalam ujian berbatas waktu seperti ANBK (Assesmen Nasional Berbasis Komputer), TKA (Tes Kompetensi Akademik), UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer), ujian masuk sekolah kedinasan, dll.

  1. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Dengan menguasai trik atau cara cepat tertentu, peserta didik merasa lebih yakin karena bisa menjawab soal tanpa harus terjebak perhitungan panjang.

  1. Menarik Minat Belajar

Trik –trik unik atau cara cepat sering dianggap seru dan asyik sehingga membuat peserta didik lebih tertarik belajar matematika.

Kelemahan dari metode cara cepat, antara lain:

  1. Kurangnya Pemahaman Konsep

Sering kali peserta didik hanya menghafal cara cepat tanpa benar-benar memahami konsep dasar matematis di baliknya. Hal ini membuat peserta didik kesulitan saat menghadapi soal dengan tipe berbeda.

  1. Tidak Berlaku untuk Semua Tipe Soal

Cara cepat hanya berlaku untuk tipe soal tertentu. Jika soalnya diubah atau dimodif sedikit saja, maka cara cepat tersebut menjadi tidak relevan.

  1. Melemahkan Proses Berpikir Kritis peserta didik

Belajar matematika seharusnya melatih kemampuan bernalar dan berpikir kritis. Jika terlalu sering menggunakan cara cepat maka peserta didik bisa kehilangan kesempatan mengasah kemampuan menganalisis.

Kebanyakan peserta didik hanya mengandalkan ingatan atau hafalan tanpa memahami makna di balik rumus yang tercipta. Padahal, esensi pembelajaran matematika bukan sekadar mengetahui hasil akhir, melainkan memahami proses berpikir. Oleh karena itu, Saya sebagai guru matematika di sekolah, merasa memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam menjelaskan konsep dan asal mula rumus secara benar sehingga peserta didik dapat berpikir kritis dan memahami materi secara mendalam.

Guru matematika tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator berpikir. Dengan menjelaskan bagaimana suatu rumus ditemukan, guru juga membantu peserta didik melihat bahwa setiap rumus merupakan hasil dari penalaran logis, bukan sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Memang tidak mudah, pasti ada sedikit penolakan atau protes dari peserta didik generasi alpha yang notabene lebih menyukai segala sesuatu yang instan.

Namun, sebagai guru matematika yang baik, kita harus mencoba berbagai strategi pembelajaran agar peserta didik dapat menerima dan mendalami konsep materi dengan rasa senang dan suka cita.

Rumus cepat dalam matematika ibarat dua sisi mata pisau, di satu sisi memudahkan, namun di sisi lain berpotensi melemahkan pemahaman mendasar jika disalahgunakan. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam menyeimbangkan antara pemahaman konsep dan penguasaan cara cepat. Peserta didik tidak hanya diberikan rumus cepat tetapi peserta didik juga dijelaskan bagaimana asal mula rumus itu terbentuk sehingga peserta didik menjadi tahu dan lebih siap menghadapi berbagai jenis soal, baik yang rutin maupun yang menantang.

Dian Sri Astuti, S.Pd.-Guru Matematika SMA Islam Al Azhar 14 Semarang

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *